2020 sudah berlalu. Tak terasa kini sudah memasuki bilangan tahun yang baru, 2021. Padahal rasanya baru kemarin aku pulang ke Riau, Indonesia untuk menghadiri resepsi walimahan adikku yang ke-3, tepat di bulan Januari 2020. Baru kemarin juga rasanya mulai menuliskan target tahunan di 2020. Dan sekarang semua sudah berlalu. Ya, berlalu.
2020 tahun yang tak terduga. Juga bukan sebuah rencana untuk melakukan seluruh aktivitas di rumah. Mulai dari kajian, rapat organisasi, hingga halal bi halal pada perayaan idul fitri dan idul adha juga harus dilakukan secara virtual.
2020 tahun yang cukup mengesankan. Untuk orang yang suka pertemuan tatap muka sepertiku, awalnya rutinitas harian di rumah secara virtual terasa membosankan. Namun banyak hikmah yang bisa kupetik dari kejadian ini. Terutama, justru semakin menghangatkan kedekatan anggota keluarga, antara aku, suami dan anak.
2020 tahun yang menyisakan banyak kenangan. Banyak teman-teman kami yang akhirnya memutuskan untuk back for good ke Indonesia di tahun ini. Dikarenakan studi sudah selesai, mendapatkan pekerjaan baru di Indonesia, harus pulang karena urusan visa atau alasan-alasan lainnya.
2020 juga menyisakan kisah tersendiri. Alhamdulillah Allah kabulkan permohonan kami di pertengahan tahun. Permohonan yang juga dipinta oleh banyak pasangan suami istri lainnya. Mampukan kami menjaga amanah dari-Mu ini yaa Allah.
2020 tak hanya meninggalkan kisah-kisah manis, juga banyak kisah sedih di dalamnya. Termasuk berpulangnya budeku di akhir tahun 2020 lalu. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, sesungguhnya setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Jika ada kejadian-kejadian seperti ini yang menimpa orang-orang terdekatku, semakin nyata ajal itu sungguh sangat dekat. Tapi aku belum pede dengan amalku sebagai bekal jika tiba-tiba Allah memanggilku ke hadapan-Nya.
Tahun 2020 juga pertama kalinya bagiku merayakan idul fitri jauh dari keluarga besar, karena setiap tahun - biasanya - aku selalu pulang kampung untuk merayakannya bersama keluarga. Alhamdulillah, maaf-maafan masih bisa dilakukan melalui video call. Sementara shalat Idul fitri juga kami lakukan secara berjamaah di rumah saja.
Meski begitu, ada yang membuatku jauh lebih senang. Karena di tahun 2020 lalu alhamdulillah aku sudah berhasil menyelesaikan amanah sebagai ketua projek buku antologi yang dikerjakan bersama member Rumah Belajar Literasi Ibu Profesional Asia. Meskipun koodinasi dalam pengerjaan buku ini (mulai dari pengumpulan tulisan penulis hingga penerbitan) semuanya dilaksanakan secara daring dan via WhatsApp Group. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.
Banyak hal yang sepatutnya aku evaluasi berkaitan dengan amanah-amanah yang aku emban sepanjang tahun 2020. Terutama pada peranku sebagai seorang istri dan seorang ibu. Semoga evaluasi yang terus akan dilakukan ini, mampu membawa perbaikan di tahun 2021. Aamiin.
Sering muncul pertanyaan dibenakku; “kamu sudah berhasil melakukan apa di tahun 2020?”. Jawaban dan tolak ukur keberhasilannya hanya aku yang menentukan. Dan semuanya belum ada yang dituliskan.
Aku ber-azzam, untuk menuliskan setiap keberhasilanku sepanjang 2021. Dan terus melakukan perbaikan-perbaikan agar lebih meningkatkan kualitas hidup.
Semangat!